Menjelang tahun kedua pernikahan

“ Tulisan ini saya persiapkan untuk hari pernikahan saya di tahun kedua “

Alhamdulillah menjelang memasuki tahun kedua pernikahan, banyak hal yang kami lewati, terutama saling menyelami, menerima dan memahami satu sama  lain. Bagi saya, saat-saat ingin menikah muda bayangannya adem, ayem, tentrem. Ternyata memang benar begitu, meski tentu dan tidak bisa dihindari akan ada suatu waktu silang pendapat.

Sewaktu masih single, keberadaan teman itu menyenangkan. Setelah menikahpun demikan, saya masih bebas bercengkrama dengan teman-teman saya. Namun, baru-baru ini saya menyadari. Bahwa teman sejati saya sebenarnya adalah istri saya sendiri.  Jika kita artikan secara bebas pengertian teman itu adalah seseorang yang selalu ada dalam suka dan duka, maka pasangan kitalah sebenarnya yang sangat pas untuk posisi “seseorang” itu. Mungkin lebih pas lagi jika disebut sebagai teman hidup (dan InsyaAllah, semoga menjadi teman sesurga juga).

Jika ditahun pertama pernikahan kami berada di fase romantic love, maka di tahun kedua ini kami mencoba masuk ke fase menerima dan mudah-mudahan tidak lama lagi masuk ke fase memahami lalu paripurna di fase true love. Fase-fase ini saya dapat dari istri, jadi materi pas pekanannya bahas ini. Biasanya kalau abis ada acara istri suka cerita, jadi tak apalah ya saya bagi di sini.

Sebenarnya sih, diantara fase romantic love dan fase menerima itu ada fase stress (kalau tidak salah, saya ingat-ingat dulu istilahnya apa). Sebagai dua orang yang berbeda tentu akan ada perbedaan sifat dan kebiasaan kan? Nah, kalau tidak bijak menyikapinya masuklah ke fase stress, baru setelah itu fase menerima. Kami juga sama sih, sempat masuk ke fase itu. Tapi kami sepakat gak mau berlama-lama di sana, dan mencoba untuk berjalan ke fase menerima. Karena kalau terlalu lama terjebak di fase itu pasti akan rumit banget kan?

Tak kalah pentingnya di tahun kedua ini, anak kami beranjak besar. Rasanya baru kemarin saya menyaksikan dia lahir. Saat ini, sudah belajar merangkak, sudah pintar makan, punya keinginan, dan protes. Semoga anak kami selalu diberikan kesehatan, menjadi anak sholih dan penyejuk hati kami.

Menjelang tahun kedua pernikahan, kami tidak merencakan acara khusus karena di tahun pertama pun kami tidak merayakannya sebagai First Anniversary. Kami hanya cukup ngobrol aja kalau udah 1 tahun, sama menjelah tahun keduapun diobrolan kami hanya terlintas “udah 2 tahun aja ya” tanpa ada rencana untuk acara tertentu.

Mohon doanya saja semoga rumah tangga kami ada dalam keberkahan, sakinah mawaddah warrohmah.

 

2 comments

  1. Namun, baru-baru ini saya menyadari. Bahwa teman sejati saya sebenarnya adalah istri saya sendiri. <- bagian ini bener banget.

    Walau kadang kangen buat nongkrong bareng teman, tapi begitu ada kesempatan, pasti langsung rindu istri dan anak di rumah ;')

Tinggalkan Balasan ke ilhammenulis Batalkan balasan